2/01/2010

Segala Sesuatu yg dilakukan Rasulullah SAW; Luar Biasa

Segala Sesuatu yg dilakukan Rasulullah SAW; Luar Biasa Jan 27, '10 5:29 PM
by Dewi for group islamunderattack

Jelaskan kepadaku sesuatu yang luar biasa mengenai salat Rasulullah,” tanya seseorang kepada Aisyah.

”Tidak ada sesuatu yang biasa mengenai beliau. Segala sesuatu yang dilakukannya luar biasa,” jawabnya.

Pada suatu malam Rasulullah SAW berbaring-baring bersama istrinya, Aisyah. Beberapa saat kemudian beliau berkata, ”Biarkanlah aku beribadah kepada Allah.” Kemudian beliau bangun, mengambil air wudu, lalu mendirikan salat.

Sejak berdiri salat, beliau menangis terus hingga air matanya membasahi seluruh dadanya. Dalam rukuk, beliau pun menangis, demikian pula ketika sujud, dan setelah bangun dari sujud.
Demikian seterusnya hingga Bilal mengumandangkan azan Subuh.

Aisyah kemudian memberanikan diri bertanya kepada Rasulullah, ”Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis, padahal Allah SWT telah menghapuskan semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian, dan menjanjikan ampunan untukmu?”

”Apakah tidak sepantasnya aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?” jawab Rasulullah SAW, sembari mengutip ayat Al-Quran, “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi mereka yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring; dan mereka memikirkan kejadian langit dan bumi lalu berkata, ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menjadikan ini dengan sia-sia, maka lindungilah kami dari siksa api neraka’.” (QS Ali Imran:190-191).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Mughirah Ibnu Syu’bah, diceritakan, Nabi Muhammad SAW mendirikan salat malam sepanjang malam. Demikian lama beliau berdiri dalam salat, sehingga kaki beliau bengkak.

Sebagian sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, mengapa engkau begitu bersusah payah mendirikan salat, padahal Allah SWT telah mengampunimu atas segala dosamu?”

Rasulullah menjawab, ”Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari dan Abu Salamah). Rasulullah SAW lama berdiri dalam salat, karena beliau membaca paling tidak empat surah Al-Quran. Ini diceritakan oleh Awf ibn Malik, ”Suatu hari aku berdua bersama Nabi.

Setelah bersiwak dan wudu, beliau berdiri mengerjakan salat, dan aku pun salat bersama beliau. Pada rakaat pertama beliau membaca surah Al-Baqarah. Apabila membaca ayat-ayat mengenai nikmat dan karunia Allah, beliau memohon rahmat kepada Allah SWT. Dan bila membaca ayat tentang azab Allah, beliau memohon ampunan serta perlindungan. Rukuk dan sujud beliau sama lamanya dengan berdirinya. Dalam rukuk, beliau membaca Subhaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal ’azhamah (Mahasuci Allah, yang memiliki keperkasaan, kebesaran, dan kemuliaan). Setelah itu, beliau berdiri untuk rakaat kedua, lalu membaca surah Ali Imran. Demikian seterusnya, beliau membaca satu surah pada setiap rakaat.

Jadi, dalam empat rakaat, beliau membaca empat surah yang berarti sama dengan seperlima Al-Quran.” Bisa dibayangkan, betapa lamanya salat Rasulullah SAW, terlebih jika ditambah dengan doa-doa yang panjang. Baik ketika membaca ayat mengenai rahmat maupun azab, ditambah lagi dengan rukuk dan sujud yang panjang pula. Rasa takut dan patuh kepada Allah SWT memang memenuhi sanubarinya, sehingga membuat Rasulullah SAW tekun beribadah kepada-Nya.

Itu merupakan dasar makrifat ketuhanan beliau. ”Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentulah kalian jarang tertawa dan akan banyak menangis,” sabda Rasulullah SAW, sebagaimana diceritakan oleh Abu Hurairah. Dalam hadis lain Abu Darr menambahkan, Rasulullah SAW bersabda, ”Aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang kalian tidak dengar. Langit menangis keras, dan sudah sepantasnya ia menangis. Tidak ada tempat di langit selebar empat jari kecuali ada malaikat yang menghuninya, yang dahinya senantiasa bersujud kepada Allah. Demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis, kalian tidak berselera terhadap wanita, tapi akan menuju puncak gunung untuk mendekatkan diri kepada Allah.”



dr tulisan R.Syarif

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.